Jumat, 28 Oktober 2011

Sekilas Tentang PPS Betako Merpati Putih

Perguruan Pencak Silat Merpati Putih merupakan salah satu warisan nenek moyang Bangsa Indonesia, yang diharapkan akan dapat tumbuh dan berkembangdengan subur dan dapat dipergunakan untuk kepentingan nasional 
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara. Seperti kebanyakan negara eksotis, Indonesia mempunyai beragam kebudayaan yang menjadi daya tarik sendiri. Salah satu budaya yang menjadi ciri khas adalah seni beladiri Pencak Silat. Beladiri ini mempunyai kekhasan dan keindahan gerak yang kaya akan makna dan sejarah. Inilah yang membedakan Pencak Silat dari beladiri lain yang ada di Asia maupun Dunia. Hanya generasi muda yang melestarikan beladiri warisan nenek moyang ini yang layak disebut sebagai Putra Bangsa.
Pada hakekatnya ilmu beladiri itu disadari atau tidak akan berpengaruh dan mampu mengubah watak, kepribadian ataupun tingkah laku yang mempelajarinya, karena didalam ilmu beladiri memiliki beberapa aspek yang sangat erat kaitannya dengan pembentukan dan pengembangan watak seseorang.
Ilmu Merpati Putih berasal dari ilmu keluarga yang berakar dari Prabu Amangkurat III bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro, yang kemudian diwariskan secara turun temurun didalam lingkungan keluarga. Pewarisan Keilmuan tersebut kemudian sampai ke RADEN SARING HADI POERNOMO yang termasuk dalam garis keturunan ke XI (Grat XI)
Raden Saring Hadi Poernomo tidak segera mewariskan ilmunya begitu saja kepada keturunannya, akan tetapi berusaha keras untuk menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut dalam gerakan silat dan tenaga tersimpan yang ada di naluri suci
Sebagai perwujudan dan Amanat Sang Guru, maka kedua putera Beliau (POERWOTO HADI POERNOMO dan BUDI SANTOSO HADI POERNOMO) pada tanggal 2 April 1963 mendirikan Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih di Yogyakarta.
Beliau memberi Amanat kepada keturunannya agar ilmu yang dimiliki keluarga tersebut untuk dikembangkan dan disebar luaskan demi kepentingan Nasional. Ilmu turun temurun hingga kepada beliau dan di lanjutkan kepada kedua anaknya yaitu Mas Pung dan Mas Budi. Beliau ingin menunjukkan pada dunia bahwa ilmu beladiri budaya asli nusantara tidak kalah hebatnya dengan beladiri asing, bahkan pada kenyataanya lebih unggul dari segi keilmuan dan kekeluargaan.
MERPATI PUTIH merupakan kependekan dari 2 kalimat berbahasa jawa yang mempunyai arti yang sangat dalam
Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening
Manunggalno Estining Roso Pikiran Ati Tumuju Ing Pangeran Udinen Tataran Ingkang Hagung
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia akan bermakna sangat luas, sedangkan untuk pengertian secara ringkas berarti:
Mencari tindakan yang paling tepat dalam keheningan
Menyatukan Cipta Karsa Rasa Pikiran dan Hati Kepada ALLAH SWT. untuk Mencapai Kemuliaan

MAKSUD & TUJUAN PERGURUAN
Maksud dan tujuan perguruan adalah agar dapat menghasilkan manusia Indonesia di masa depan yang berkepribadian nasional dan yang mempunyai watak/sifat harmonis, dinamis dan patriotis
KEPRIBADIAN HARMONIS
Kepribadian yang seimbang, selaras dan serasi di dalam rnemfungsikan dirinya baik secara individual, sosial , maupun secara nasional
KEPRIBADIAN DINANIS
Kepribadian yang selalu berorientasi ke depan tanpa meninggalkan nilai-nilai yang mendasarinya, kreatif dan berpikir secara positif.
KEPRIBADIAN PATRIOTIS
Kepribadian yang rnempunyai watak dan peri1aku sebagai warga negara yang baik dan tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Ketiga sifat/watak tersebut di atas dengan berwawasan nasional, akan menumbuhkan sifat/watak yang berkepribadian nasional.
 
SIFAT / WATAK
Empat sikap, watak dan perilaku yang harus ditumbuhkan dan yang merupakan amanat Sang Guru adalah :
Pertama : rasa jujur dan welas asih
Kedua : percaya pada diri sendiri
Ketiga : keserasian dan keselarasan dalarn kehidupan sehari-hari
Keempat : menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
 
FILOSOFI PERGURUAN
Nama Merpati Putih merupakan singkatan dan ungkapan filosofis Perguruan yaitu
” MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING “
(NGGOLEKI URIP SING BENER LAN PENER KANTI ADEDASAR TINDAK PATRAP KAPERCAYAAN LAN KAIMANAN)
yang berarti :
MENCARI SAMPAI DAPAT TINDAKAN YANG BENAR DALAM KETENANGAN
(MENCARI HIDUP YANG BENAR DAN TEPAT BERDASAPKAN PERBUATAN YANG SEJALAN DENGAN KEPERCAYAAN DAN KEIMANAN)
Ungkapan filosofis Perguruan ini merupakan doktrin perguruan.
Sedangkan lambang Burung Merpati yang berwarna putih melambangkan perdamaian dan kesempurnaan.
Pengertian Hening menunjukkan suatu sikap atau tindakan yang sudah dapat memadukan, menyatukan antara cipta 7 rasa dan karsa. Pada tahap atau keadaaan Hening ini, watak/perilaku sudah tidak menghiraukan lagi apa yang dirasakan serta dihayati oleh panca indera (dalam pengertian gejala-gejala), kecuali merasakan tekad/kehendaknya saja yang didasarkan atas tindakan spiritual-religius yang mendalam.
Keadaan alam Hening, merupakan alam kehalusan yang tiada batas tepinya. Pada tataran ini seseorang dapat dikatakan telah mampu bersikap pasrah atau nrimo dalam arti positif, yaitu telah mampu mengendalikan diri pribadinya sebagai insan ciptaan Tuhan yang paling sempurna
ASPEK DASAR PERGURUAN
Di dalam Perguruan terdapat lima Aspek Dasar yang merupakan satu kesatuan yang utuh, yaitu aspek spiritual, mental, seni, beladiri dan olahraga.
ASPEK SPIRITUAL
Nampu menumbuhkan sikap PASRAH dalain arti positif.
ASPEK MENTAL
Nampu rnenumbuhkan sifat dan sikap yang selalu berusaha mernadukan, menyesuaikan antara cipta, rasa dan karsa yang mengandung TRI LOKA yaitu Tulus, Sabar, dan Rela.
ASPEK SENI
Mampu rnenurnbuhkan sifat dan sikap keselarasan, keseimbangan dan keserasian lahir bathin.
ASPEK BELADIRI
Mampu menumbuhkan sifat dan sikap perilaku kesatria, yaitu jujur, disiplin dan berani rnenegakkan keadilan dan kebenaran.
ASPEK OLAHRAGA
Mampu menumbuhkan sifat dan sikap sportif.
PROGRAM PERGURUAN
Program Umum dan Perguruan dalam mencapai sasaran yang di harapkan adalah
Peningkatan dan Pendayagunaan hasil latihan Merpati Putih
Pengembangan Organisasi dan Tata kerja Perguruan
Peningkatan dalam Pengabdian Masyarakat
Pendirian padepokan
Peningkatan dan Pendayagunaan hasil latihan Merpati Putih
Metode / sistem Pembentukan dan Pengembangan diri di dalam Perguruan Merpati Putih melalui empat tahap, yaitu:
    Tahap Fisiko-Kimis
    Tahap Biotis
    Tahap Psykologis
    Tahap Spiritual

TAHAP FISIKO-KIMIS
Pada tahap ini ditekankan pada pembentukan dan pengembangan diri dalam pengertian fisik-material (tubuh), yang mampu membangkitkan kemampuan fisik.
TAHAP BIOTIS
Pada tahap ini ditekankan pada pembentukan dan pengembangan diri pada peran naluri yang erat kaitannya dengan aspek beladiri, yaitu naluri untuk mempertahankan diri
TAHAP PSYKOLOGIS (MENTAL)
Pada tahap ini ditekankan pada pembentukan dan pengembangan diri pada kejiwaan yang bersendikan pada aspek seni dan mental yaitu cipta, rasa dan karsa
TAHAP HUMAN / SPIRITUAL
Pada tahap ini ditekankan pada pembentukan dan pengembangan diri pada kerohanian, sehingga pada tahap ini mencapai tingkatan Hening. Yaitu tingkatan yang telah mampu memadukan, menyatukan antara cipta, rasa dan karsa, tahap mi merupakan PUNCAK TATARAN pembentukan dan pengembangan diri yang diharapkan dapat membangkitkan RASA JATI.
Keempat tahap ini merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan saling mengkait, dimana tahap sebelumnya merupakan atau menjadi dasar tahap berikutnya.


KEILMUAN
I. TENAGA/POWER
Seseorang mematahkan beberapa batang es balok sekaligus memecahkan batu kali, menghancurkan sasaran berupa 5 (lima) tangkai pompa dragon dalam sekali nafas adalah hal yang biasa dipergunakan Merpati Putih. Hal ini karena salah satu teknik beladiri dalam Merpati Putih memang berupa penyaluran tenaga pada setiap organ tubuh yang dapat dicapai dengan latihan pernafasan dan tenaga fisik. Jadi dalam Merpati Putih latihan yang dilaksanakan merupakan latihan pernafasan dan olah raga murni atau latihan fisik secara teratur.
Sistem latihan pernafasan di Merpati Putih ini mempunyai manfaat ganda, selain untuk memperoleh tenaga yang kuat juga membantu menyembuhkan sesuatu penyakit. Terutama penyakit yang ditimbulkan oleh jantung atau tidak adanya keseimbangan metabolisme tubuh, seperti kadar kolesterol tinggi, asma, alergi, dan penyakit lain pada umumnya.
Pembangkitan Tenaga / Power dimulai dari Dasar I tanpa beban, Dasar II dst memakai beban/alat bantu.
II. GETARAN
Salah satu kelebihan Merpati Putih dibandingkan perguruan lain adalah pada getaran. Dapat dikatakan bahwa saat ini perguruan pencak silat di Indonesia yang mempelajari getaran secara murni dan ilmiah baru Merpati Putih. Dengan mempelajari getaran secara tekun, selain memperoleh tenaga getaran yang besar, seorang anggota Merpati Putih dapat pula melakukan beberapa hal yang kelihatannya mustahil.
Antara lain dengan mata tertutup dapat mendeteksi benda yang tersembunyi atau mengantisipasi orang dan membaca situasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, manfaat getaran ini adalah untuk pengobatan. Pengobatan dengan getaran ini dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan jarak jauh. Manfaat lain adalah untuk melatih kepekaan para tunanetra sehingga mereka tidak tergantung pada alat bantu dan dapat melakukan sesuatu seperti mereka yang tidak buta. Dengan mempelajari getaran ini para tunanetra akan mampu membaca dan berjalan seperti halnya orang normal. Yang terpenting latihan pernafasan Merpati Putih mempunyai efek positif, diantaranya yaitu seusai latihan badan tidak akan terasa lelah, bahkan sebaliknya akan terasa segar.
Materi getaran mulai diajarkan pada tingkat Balik II akhir / tingkat Kombinasi I
BENTUK & ARTI LAMBANG
Bentuk dasar lambang PPS betako Merpati Putih adalah Perisai Persegi Lima. Bagian-bagian yang menonjol keluar dari bentuk dasar:
Tulisan warna Merah “Betako yang di ambil dari “Beladiri Tangan Kosong”.
Gambar telapak tangan kanan, tepat diatas pergelangan tangan terlukis burung merpati putih sedang terbang.
Gambar pita merah bertuliskan “Merpati Putih” dengan warna putih yang merupakan singkatan dari “Mersudi Patitising Tindak Pusakaning Titising Hening”, yang berarti :
Mer-sudi : Mencari sampai mendapatkan.

Pa-titising : Suatu titisan kedamaian lahir batin.
Ti-ndak : Tindakan yang telah di halalkan oleh Allah.
Pu-sakane : Sebagai bekal atau pusaka.
Ti-tising : Insan terkasih (manusia dan segala ciptaan-Nya).
Hening : Suci karena Allah.
Dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih :
“Mencari sampai mendapatkan suatu titisan kedamaian lahir batin, akan segala tindakan yang terpuji, untuk bekal atau pusaka ketentraman hidup di dunia sebagai insan suci ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”.
Sedangkan secara lebih singkat dapat diartikan : “Mencari sampai mendapat tindakan kebenaran dengan ketenangan.”
ARTI LAMBANG
Bentuk Perisai Persegi Lima, melukiskan Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.
Bentuk Telapak Tangan, melukiskan semangat perjuangan, semangat kepahlawanan, semangat pembangunan, serta semangat gotong royong yang semua dapat diartikan dengan jiwa yang teguh, berjuang dengan gagah berani untuk mencapai tujuan yang suci. Merpati Putih, cinta akan perdamaian dan berjiwa peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
Tulisan Merpati Putih dengan warna putih di atas pita merah melukiskan keberanian atas dasar kesucian.
ASPEK PEMBINAAN GENERASI MUDA
Pembinaan generasi muda harus dijalankan secara menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing aspek memerlukan strategi tersendiri, yang semuanya dapat diterapkan secara terpadu dalam berbagai forum kegiatan formal maupun nonformal.
Aspek Kognitif, dikembangkan dengan menekankan pada kemampuan pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, dan menyiasati keterbatasan (kreativitas), dan kemampuan berpikir secara integral. Media yang tepat untuk mengembangkan kemampuan ini adalah organisasi Merpati Putih sendiri. Segenap anggota semestinya dapat mengasah kemampuan kognitifnya dengan berpartisipasi secara aktif dalam organisasi, baik sebagai anggota biasa, sebagai pengurus maupun kepanitiaan yang setiap tahun diadakan (Tradisi, Ujian Kenaikan Tingkat, dsb).
Aspek Afektif, dikembangkan dengan menekankan pada rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara anggota Merpati Putih pada khususnya, serta masyarakat pada umumnya. Sebagaimana halnya aspek kognitif, medium yang tepat untuk pengembangan aspek ini adalah juga organisasi Merpati Putih yang diperlakukan sebagai sebuat “paguyuban”. Misalnya dalam acara “kumpul bareng” (berupa ngobrol dan makan-makan)
Aspek Psikomotorik, dikembangkan dengan menekankan pada motivasi untuk maju dan berkembang menuju pada tingkat pencapaian kualitas diri yang maksimal. Medium yang tepat untuk hal ini adalah sesi-sesi latihan rutin maupun latihan pemusatan atlit. Setiap anggota akan terus dipacu untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin, mencapai prestasi setinggi mungkin. Motivasi seperti ini tentuya akan berpengaruh pula di kehidupannya sehari-hari. 
Penanaman Doktrin secara Internal
M
elalui berbagai forum internal, para pelatih dan dewan guru memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan nilai-nilai keilmuan Merpati Putih dalam rangka pembinaan mental (bintal) bagi segenap anggota. Forum ini pun dapat bersifat formal maupun nonformal. Melalui cara-cara yang tepat, diharapkan terjadi suatu efek perulangan yang efektif untuk membentuk kesadaran mental anggotanya terhadap arti penting nilai-nilai tersebut, serta mampu mendorong mereka untuk mengamalkannya dengan segenap kesungguhan dan keikhlasan.
Diseminasi Wacana secara Eksternal
Langkah penyebarluasan wacana doktrin perguruan secara eksternal memiliki makna penting dalam pengondisian lingkungan agar mampu menjadi wahana yang kondusif bagi persemaian nilai filosofis yang ditawarkan kepada generasi muda. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa lingkungan amat berpengaruh pada pembentukan jati diri seseorang. Dengan dukungan lingkungan sosial yang dinamis dan berkelanjutan, generasi muda memperoleh kesempata
n yang baik untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
Berbagai media dapat kita manfaatkan untuk tujuan ini. Di antaranya:
Multimedia, misalnya melalui situs web yang representatif sebagai perwujudan e-presence dari organisasi Merpati Putih, siaran media televisi, dan sebagainya.
Pertunjukan/ demo secara langsung.

TANTANGAN DAN HAMBATAN
Sebagaimana lazimnya terjadi, upaya penanaman nilai kepada generasi muda akan selalu menemui hambatan dan tantangan. Hal-hal berikut ini termasuk di dalamnya:
Globalisasi yang membawa nilai-nilai asing yang tidak selalu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
Kesiapan infrastruktur internal organisasi Merpati Putih sebagai medium penanaman nilai yang ingin dicapai, termasuk di dalamnya kesiapan sumber daya manusianya.
Di masa sekarang, generasi muda cenderung apatis terhadap hal-hal yang bersifat tradisional. Upaya untuk menumbuhkan minat mereka juga merupakan hal yang tidak mudah.
PERKEMBANGAN PERGURUAN 
Setelah pendiriannya, Perguruan mulai menerima dan melatih anggota yang sebagian besar anggotanya dari kalangan pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pada akhir tahun 1965, Perguruan dipercaya untuk melatih Staf Korem 072 Pamungkas di Yogyakarta.
Pada tahun 1960-an, di Madiun (Jawa Timur) telah dibuka Cabang pertama Perguruan diluar Yogjakarta, yang kemudian berkembang terus hingga sampai sekarang hampir diseluruh P. Jawa dan ibukota Propinsi di luar P. Jawa telah dibuka Cabang-Cabang dengan jumlah anggota mencapai lebih dan seratus duapuluh lima ribu orang. Kelompok-kelompok latihan yang terbentuk meliputi tingkat usia remaja sampai dengan manu1a terdiri dari 1apisan masyarakat umum sampai kalangan pejabat.
Dalam perkembangan Perguruan, di samping faktor kuantitas diperhatikan juga faktor kualitasnya.
Untuk meningkatkan kualitas anggota, telah diadakan beberapa kali Penataran Pelatih Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat disamping juga Kejuaraan-kejuaraan Tingkat Nasional untuk menambah semangat anggota dalam berlatih dan meningkatkan ilmu.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan baik di tingkat Nasional maupun tingkat Internasional , antara lain:
Melatih Pasukan Pengawal Presiden di Jakarta (1976),
Melatih Resimen Para Komando Angkatan Darat (1977),
Peragaan ilmu Merpati Putih oleh anggota dari RPKAD di HUT ABRI 5 Oktober 1978,
Peragaan dari anggota Kopassus (RPKAD) dihadapan Kepala Staf Angkatan Darat Korea (1984)
Peragaan dari anggota Kopassus (RPKAD) dihadapan Atase Militer NATO (1984),
Peragaan pada acara Invistasi kejuaraan Dunia III Pencak Silat Internasional di Wina – Austria dan di beberapa Negara Eropa lainnya (1986)
Di.percaya oleh PB IPSI untuk menyatukan 39 aliran Pencak Silat Belanda di Den Haag (1986),
Peragaan dihadapan Pangeran Brunai di Pluit (1987),
Peragaan dalain rangka kunjungan ketua Umuin PB IPSI di Bangkok – Thailand (1987),
Bantuan perumusan naskah “Senam dan Kesehatan jantung Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Yayasan Jantung Sehat di Jakarta (1987),
Peragaan dalam rangka Pembukaan Sea Gaines XIV di Jakarta (1987)
Telah diuraikan secara singkat tentang strategi dan proses pembinaan generasi muda khususnya anggota Merpati Putih dalam rangka mewariskan nilai-nilai yang tersirat dalam filosofi “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening”. Telah dibahas pula berbagai hambatan dan tantangan yang merintangi setiap proses tersebut. Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan penting, yaitu bahwa penanaman nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang mutlak bagi perkembangan generasi muda khususnya anggota Merpati Putih serta merupakan wujud nyata kiprah PPS Betako Merpati Putih dalam ikut mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai kepribadian dan budi pekerti yang luhur.


UKT (UJIAN KENAIKAN TINGKAT)
 
Setelah berlatih belajar mengolah tata nafas kini saatnya melakukan ujian kenaikan tingkat sesuai dengan tingkatan masing – masing anggota PPS Batako Merpati Putih. Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) anggota PPS Merpati Putih dilaksanakan dalam satu rangkaian sesuai dengan materi yang telah di dapat selama berlatih. Setelah melakukan ujian tata gerak anggota PPS Betako Merpati Putih tahap selanjutnya adalah ujian stamina dan tenaga, yaitu di awali dengan berjalan kurang lebih 15 km melewati udara alam bebas dengan harapan tiap anggota PPS Betako Merpati Putih bisa menselaraskan dengan alam yang ada di sekitarnya.
Masih dalam keletihan yang begitu menguras tenaga, setiap murid PPS Merpati Putih menanti giliran memukul dan mematahkan benda keras antara lain: cor-coran semen dan balok es.
 
Dengan mengambil sikap kuda-kuda tangguh, tangan kanan kiri dikejangkan sambil tarik nafas melalui hidung dan buang melalui mulut mendesis konsentrasi kepada sasaran yang hendak dipecahkan serta memvisualkan bahwa benda keras itu adalah benda lembek yang mudah patah, maka satu persatu murid PPS Merpati Putih melakukan pemukulan benda keras itu dan semuanya bisa dipecahkan atau dipatahkan.

Atraksi mematahkan benda keras ini merupakan ujian standar di setiap tingkatan PPS Merpati Putih di samping ujian teori tertulis.

Di setiap tingkatan selalu dilatih mengolah nafas dengan postur tubuh membungkuk, bersimpuh, push-up, kaki selonjor ke depan baik kaki kanan atau kiri.Semua dilatih dengan menahan nafas-menarik nafas-tahan nafas-membuang nafas-tahan nafas lagi sambil badan dikejangkan mulai dari leher hingga kedua kaki sambil kedua mata ditutup. Setelah kita menguasai nafas dasar maka latihan berikutnya adalah nafas penyaluran, di mana kita menyalurkan tenaga yang telah kita peroleh sewaktu pelaksanaan latihan nafas dasar dengan menyalurkannya ke anggota badan sendiri ( kaki, tangan dan kepala) dengan membuat gerakan yang sangat perlahan serta penuh konsentrasi.
Adapun nafas penyaluran ada 5 macam yaitu:
1. Nafas Garuda
2. Nafas Dorong Tarik.
3. Nafas Kombinasi.
4. Nafas Pengarahan.
5. Nafas Listrik.
Dalam melaksanakan latihan penyaluran ini yang perlu diperhatikan ialah selama membuat gerakan, nafas ditahan di dada, sekali tarik nafas dapat melakukan beberapa kali gerakan sesuai kemampuan kita dan tidak memaksakan diri.
a. Nafas Garuda >
Dengan sikap duduk bersila tumpang kaki, tangan dilipat di depan dada, telapak tangan saling mendorong. Lalu buang nafas melalui mulut-tahan nafas 5 sampai 10 detik (sesuai kemampuan murid) di dada lalu pejamkan mata kedua telapak tangan saling mendorong ke depan sekuat mungkin (rasakan seakan-akan di depan kita ada pintu baja yang tebal sulit dibuka). Sambil terus mendorong telapak tangan kanan/kiri mulai direntangkan ke samping kanan/kiri sepelan mungkin dan seluruh badan tetap kejang menahan nafas.Ketika rentangan ke-2 tangan sudah di kanan/kiri badan tarik lagi ke belakang badan sehingga dada terbuka lebar, mulai gerakan pelan-pelan ke depan dada mengulangi gerakan semula, masih tetap tahan nafas badan tetap kejang mulai pelan-pelan membuang nafas berdesis melalui mulut.
b. Nafas Dorong Tarik >
Dengan sikap badan berdiri dengan kuda-kuda tengah, kedua tangan lurus ke atas,telapak tangan menghadap ke depan. Pelan-pelan badan dibungkukkan sambil membuang nafas melalui mulut-tahan nafas 5 detik-mulai tegakkan badan sambil tarik nafas melalui hidung-tahan nafas di dada dan kepalkan tangan/jari ruas per ruas. Badan tetap mengejang pejamkan mata, tarik tangan ke bawah pelan-pelan dan tangan mengepal di samping pinggang menghadap ke atas. Dorong tangan lurus ke depan sambil diputar sehingga kepalan tangan menghadap ke bawah. Bayangkan seolah-olah kita mendorong barang yang sangat berat. Tarik kembali ke belakang seolah-olah menarik barang yang sangat berat. Lakukan dorong tarik beberapa kali (semampu kita) lalu buang nafas dengan posisi mendorong tangan ke depan.
c. Nafas Kombinasi >
Dengan sekap berdiri dengan kuda-kuda tengah. Kedua tangan lurus ke atas posisi telapak tangan menghadap ke depan. Lalu bungkukkan badan badan sambil buang nafas-tahan 5 detik. Pelan-pelan tegakkan badan sambil tarik nafas-tahan nafas di dada dan kepalkan jari tangan ruas per ruas mata lalu dipejamkan.Tarik tangan ke bawah pelan-pelan dan seluruh tubuh tetap kejang sambil tangan mengepal di samping pinggang menghadap ke atas. Dorong tangan ke depan sambil badan diputar sehingga kepalan tangan menghadap ke bawah. Buka kepalan tangan ruas per ruas dengan tangan direntangkan ke samping sepelan mungkin dan seluruh badan tetap kejang. Lalu liukkan tangan sejauh mungkin ke belakang kemudian didorong ke depan kembali melalui samping pinggang. Setelah tangan lurus, kembali dikepalkan ruas per ruas. Kepalan tangan ditarik lagi ke samping pinggang sambil diputar sehingga kepalan tangan menghadap ke atas. Pelan-pelan tangan didorong ke depan mengulangi gerakan semula masih dalam kondisi tahan nafas semampunya lalu nafas dibuang melalui mulut.
d. Nafas Pengarahan >
Dengan posisi berdiri kuda-kuda depan kaki kiri di depan. Tangan kanan disorong tiga kali ke depan, jari-jari terbuka lalu tangan kiri berada di depan. Posisi telapak tangan serong ke dalam. Mulai tarik nafas-tahan 5 detik- tangan kanan ditarik ke atas digenggam ruas per ruas. Lalu tangan dibawa ke bawah dibuka ruas per ruas untuk merasakan apakah seluruh tubuh sudah cukup tegang/kaku. Berikutnya jari tangan digenggam ruas per ruas lagi setelah itu dibuka lagi ruas per ruas. Masih dalam posisi menahan nafas semampunya. Jika dirasa sudah cukup mampu lalu buang nafas melalui mulut mendesis sambil tangan di bawa ke atas.
e. Nafas Listrik >
Dengan posisi berdiri dengan kuda-kuda tengah, kedua tangan lurus ke atas telapak tangan menghadap ke depan. Pelan-pelan bungkukkan badan sambil buang nafas melalui mulut-tahan 5 detik-lalu tegakkan badan sambil tarik nafas melalui hidung-tahan nafas di dada kepalkan jari tangan ruas per ruas diikuti mata terpejam. Silangkan kedua lengan di depan dada tangan kanan di dalam, tangan kiri di luar. Tangan menghadap ke dalam. Bungkukkan badan sehingga kepala lebih rendah dari pantat. Putarkan tangan sehingga tangan menghadap ke bawah. Dua lengan tidak saling bersentuhan. Tahan posisi ini semampunya sambil menahan nafas.Jika dirasa sudah cukup pelan-pelan buang nafas melalui mulut mendesis. Apabila kita sudah menguasai nafas dasar maka untuk mempermahir nafas penyaluran tidak harus mengulangi seluruh rangkaian dari pola nafas dasar. Semakin lama kita mampu menahan nafas, semakin pelan kita melaksanakan gerakan dan semakin keras kita mengejangkan seluruh otot tubuh, akan mendapatkan manfaat yang lebih besar untuk kesehatan tubuh asalkan dalam latihan ini tidak memaksakan diri. Setiap membuang nafas bersaman dengan membuka kepalan tangan.
Memang capai sekali latihan yang menguras tenaga ini tapi manfaat ke depannya adalah mendapatkan kelenturan otot, kepekaan tubuh karena ada getaran energi yang keluar dari tubuh serta disiplin dalam latihan akan membuat kita tidak mudah patah semangat dalam menghadapi persoalan hidup ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat ,,,,,,,,,,

1 komentar:

shirou mengatakan...

wah mantap nih ilmunya, untung ada yg posting ttg tulisan ini, hehe
makasih banyak yaa...
salam kenal, saya dari MP cabang bandar lampung