Mengapa kemiskinan ada?
Pertanyaan ini selalu muncul karena tidak pernah ada yang tahu kapan kemiskinan itu berawal.
Masyarakat memang sudah terbagi menjadi kelompok yang kaya dan miskin.
Perbedaan mendasar antara orang kaya dan miskin terletak pada bagaimana cara mereka memandang tentang uang. Pertama dalam memanfaatkan tabungan. Dalam menabung orang miskin meletakkan uangnya paling banyak pada tabungan yang aman resikonya. Mereka meletakkan pada gedung besar tempat dimana banyak orang menaruh uangnya.
Sementara orang kaya meletakkan uangnya paling banyak ditempat yang tidak diketahui orang lain, tempat yang mengandung resiko. Tempat berinvestasi.
Dari segi pemasukan, orang miskin cenderung untuk mengecilkan pendapatan. Sementara orang kaya untuk memperbesar pendapatan. Bila orang miskin melihat berapa besar pendapatannya lalu menekan pengeluarannya. Sementara orang kaya memandang sisi pengeluarannya kemudian memperbesar pendapatannya.
Apa yang membedakan orang miskin dan kaya dalam bekerja keras? Orang miskin bekerja keras demi uang. Sementara orang kaya berusaha keras membuat uang bekerja untuk mereka dengan menempatkannya pada instrument-instrumen bisnis dan investasi. Dampaknya adalah pendapatan uang miskin bertambah banyak, tetapi waktunya juga semakin habis. Sementara pendapatan orang kaya bertambah namun waktu luangnya semakin besar.
Ketika ada perubahan pendapatan yang sifatnya sementara, sebut saja THR, orang miskin cenderung menghabiskannya untuk membeli barang-barang konsumtif. Mereka menganggapnya sebagai rezeki dadakan yang memang perlu segera dibelanjakan. Orang kaya melihat uang itu sebagai tambahan investasi. Maka dalam perilakunya, mereka tidak berbelanja barang konsumsi. Mereka justru menempatkan tambahan uang itu pada instrumen investasi dan hasil dari investasi itu yang dipergunakan untuk membeli sesuatu.
Mengentaskan kemiskinan pada dasarnya adalah membebaskan cara pikir. Cara berpikir yang ingin dibebaskan adalah cara bertindak dan berpikir yang meniadakan solidaritas dan kepedulian pada mereka yang lemah dan kehilangan seni mengelola rumah tangga negara-bangsa. Pembuat kebijakan yang menyingkirkan pertimbangan kesejahteraan bersama justru menjadi alat untuk menguasai yang miskin oleh mereka yang kuat.
Persoalan kemiskinan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat masih menjadi prioritas program pembangunan yang dijalankan pemerintah, terutama sejak terjadinya krisis finansial global yang berdampak pada sektor riil dan dikhawatirkan menghambat upaya untuk mempercepat penurunan kemiskinan.
Pemerintah sudah menetapkan bahwa target penurunan tingkat kemiskinan tahun 2010 adalah sebesar 12-13%. Mari kita tunggu hasilnya........????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar