Minggu, 03 Januari 2010

Merpati Putih Cabang Jember

FILOSOFI “MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING” DALAM KONTEKS PEMBINAAN GENERASI MUDA INDONESIA

Abstrak

Doktrin “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” menjadi inti dalam proses pembinaan generasi muda Indonesia, khususnya anggota PPS Betako Merpati Putih. Dengan berkembangnya jaman, tidak dapat diingkari bahwa filosofi ini harus berdialektika dengan nilai-nilai budaya asing yang belum tentu sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Makalah ini membahas secara singkat tentang penanaman doktrin perguruan kepada generasi muda Indonesia, yang meliputi penanaman ke dalam melalui strategi indoktrinasi dan diseminasi wacana melalui berbagai media yang tersedia.


Pendahuluan
Pembinaan generasi muda menempati prioritas utama dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. Sebagai bagian integral bangsa ini, PPS Betako Merpati Putih melaksanakan kiprahnya dalam membina generasi penerus melalui penggemblengan fisik dan mental dengan nilai – nilai dan aspek keilmuan pencak silat yang khas Merpati Putih. Nilai – nilai yang diyakini oleh segenap praktisi dan pengembang ilmu Merpati Putih meliputi filosofi yang terkandung di dalam segenap simbol – simbol yang diusung, baik itu berupa lambang perguruan (simbol visual) maupun empat sikap watak dan perilaku atau doktrin perguruan itu sendiri (simbol verbal). Aspek keilmuan meliputi seluruh tata gerak dan tata nafas yang menjadi inti pembinaan fisik dan berimbas pada pembinaan mental kerohanian pelakunya.

Untuk melaksanakan misi mulia tersebut, diperlukan upaya sungguh-sungguh dan strategi yang ampuh. Kesungguhan menyangkut aspek praksis dan dapat dipertahankan / ditingkatkan melalui motivasi awal yang tinggi dan dukungan yang berkelanjutan. Sementara itu, strategi menyangkut aspek konseptual yang memberikan kita panduan mencapai tujuan. Strategi yang dibahas dalam makalah ini bukanlah sesuatu hal yang baru, namun memiliki sudut pandang yang berbeda yaitu melihat generasi sebagai pelaku partisipatif dalam proses pembinaan.

Pembahasan strategi tersebut akan dimulai dari pemaknaan filosofi perguruan sebagai basis nilai, merumuskan nilai-nilai yang diturunkan dari filosofi tersebut, meninjau aspek pembinaan generasi muda, membahas metode yang dipakai (metode pelatihan partisipatif) serta penerapannya melalui media yang tersedia.

Pemaknaan Filosofi Perguruan
Filosofi “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening”, yang secara literal berarti “Mencari sampai Mendapat Tindakan yang Benar dengan Ketenangan”, memiliki makna secara utuh sebagai berikut:

Mersudi, suatu kata yang bersifat aktif, berupaya dan berusaha sampai mendapatkan. Dengan demikian, berusaha dan berupaya sampai mendapatkan, merasa wajib untuk menggembleng diri sendiri agar dapat menghayati maksud dan dan tujuan yang ingin dicapai. Setiap gerak dan langkah harus selalu introspeksi, yang artinya mawas diri.
Patitising, artinya ketepatan dalam hal sasaran dan penilaian masyarakat yang sesuai dengan maksud dan tujuan perguruan.
Tindak, adalah sikap, perilaku atau perbuatan. Sebagai orang yang memahami filosofi ini, kita harus dapat menjadi suri teladan bagi orang lain, dengan menjunjung tinggi watak rendah hati, jujur dan senantiasa welas asih.
Pusakane, bukan merupakan pusaka dalam pengertian benda pusaka pada umumnya, melainkan suatu pedoman yang merupakan tonggak kebenaran. Suatu kebenaran yang hakiki, yang mampu menjadi tiang benderanya Panji Perguruan dan berkibar mengayomi para anggotanya.
Titising Hening, memiliki makna yang sangat agung, yaitu kita harus memulai segala sesuatu dari sesuatu yang khusus, bersih dan suci. Untuk mencapai kesucian dan hening, diperlukan pengendalian diri pribadi, mengendapkan segala kehendak, mengendalikan hawa nafsu, dan sikap pasrah dengan bersandar sepenuhnya secara lahir dan batin kepada Yang Maha Agung dan Maha Pencipta.

Pemaknaan terhadap filosofi ini diharapkan mampu menumbuhkan empat sikap watak dan perilaku yang merupakan nilai-nilai yang ingin ditanamkan, sebagai berikut:
1. Sikap welas asih kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan
2. Rasa percaya diri yang tertanam dengan kokoh karena dilandasi oleh kemampuan yang dimilikidiri pribadi
3. Keserasian dan keselarasan gerak yang terwujud dalam segenap aktivitas kehidupan sehari-hari
4. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Aspek Pembinaan Generasi Muda
Pembinaan generasi muda harus dijalankan secara menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing aspek memerlukan strategi tersendiri, yang semuanya dapat diterapkan secara terpadu dalam berbagai forum kegiatan formal maupun nonformal.

Aspek Kognitif, dikembangkan dengan menekankan pada kemampuan pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, dan menyiasati keterbatasan (kreativitas), dan kemampuan berpikir secara integral. Media yang tepat untuk mengembangkan kemampuan ini adalah organisasi Merpati Putih sendiri. Segenap anggota semestinya dapat mengasah kemampuan kognitifnya dengan berpartisipasi secara aktif dalam organisasi, baik sebagai anggota biasa, sebagai pengurus maupun kepanitiaan yang setiap tahun diadakan (Tradisi, Ujian Kenaikan Tingkat, dsb).
Aspek Afektif, dikembangkan dengan menekankan pada rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara anggota Merpati Putih pada khususnya, serta masyarakat pada umumnya. Sebagaimana halnya aspek kognitif, medium yang tepat untuk pengembangan aspek ini adalah juga organisasi Merpati Putih yang diperlakukan sebagai sebuat “paguyuban”. Misalnya dalam acara pembubaran panitia, arisan anggota, acara “kumpul bareng” (berupa ngobrol dan makan-makan) seperti yang biasa dilakukan anggota kolat UGM seusai latihan bersama. Aspek Psikomotorik, dikembangkan dengan menekankan pada motivasi untuk maju dan berkembang menuju pada tingkat pencapaian kualitas diri yang maksimal. Medium yang tepat untuk hal ini adalah sesi-sesi latihan rutin maupun latihan pemusatan atlit. Setiap anggota akan terus dipacu untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin, mencapai prestasi setinggi mungkin. Motivasi seperti ini tentuya akan berpengaruh pula di kehidupannya sehari-hari.

Penanaman Doktrin secara Internal
Melalui berbagai forum internal, para pelatih dan dewan guru memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan nilai-nilai keilmuan Merpati Putih dalam rangka pembinaan mental (bintal) bagi segenap anggota. Forum ini pun dapat bersifat formal maupun nonformal. Melalui cara-cara yang tepat, diharapkan terjadi suatu efek perulangan yang efektif untuk membentuk kesadaran mental anggotanya terhadap arti penting nilai-nilai tersebut, serta mampu mendorong mereka untuk mengamalkannya dengan segenap kesungguhan dan keikhlasan.

Diseminasi Wacana secara Eksternal
Langkah penyebarluasan wacana doktrin perguruan secara eksternal memiliki makna penting dalam pengondisian lingkungan agar mampu menjadi wahana yang kondusif bagi persemaian nilai filosofis yang ditawarkan kepada generasi muda. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa lingkungan amat berpengaruh pada pembentukan jati diri seseorang. Dengan dukungan lingkungan sosial yang dinamis dan berkelanjutan, generasi muda memperoleh kesempatan yang baik untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.

Berbagai media dapat kita manfaatkan untuk tujuan ini. Di antaranya:
1. Multimedia, misalnya melalui situs web yang representatif sebagai perwujudan e-presence dari organisasi Merpati Putih, siaran media televisi, dan sebagainya.
2. Pertunjukan/ demo secara langsung.

Tantangan dan Hambatan
Sebagaimana lazimnya terjadi, upaya penanaman nilai kepada generasi muda akan selalu menemui hambatan dan tantangan. Hal-hal berikut ini termasuk di dalamnya:
1. Globalisasi yang membawa nilai-nilai asing yang tidak selalu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
2. Kesiapan infrastruktur internal organisasi Merpati Putih sebagai medium penanaman nilai yang ingin dicapai, termasuk di dalamnya kesiapan sumber daya manusianya.
3. Di masa sekarang, generasi muda cenderung apatis terhadap hal-hal yang bersifat tradisional. Upaya untuk menumbuhkan minat mereka juga merupakan hal yang tidak mudah.

Penutup
Telah diuraikan secara singkat tentang strategi dan proses pembinaan generasi muda khususnya anggota Merpati Putih dalam rangka mewariskan nilai-nilai yang tersirat dalam filosofi “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening”. Telah dibahas pula berbagai hambatan dan tantangan yang merintangi setiap proses tersebut. Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan penting, yaitu bahwa penanaman nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang mutlak bagi perkembangan geerasi muda khususnya anggota Merpati Putih serta merupakan wujud nyata kiprah PPS Betako Merpati Putih dalam ikut mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai kepribadian dan budi pekerti yang luhur.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

sjk dulu pengen belajar keilmuan mp, alamat mp jember dmana mas?